Senin, November 26, 2007

financial management

TUJUAN MANAGEMEN KEUANGAN

Tujuan mangemen keuangan adalah untuk membantu mamaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan, atau lebih sederhananya memaksimalkan laba perusahaan. Hal ini memang benar, tapi seperti yang telah kita ketahui, perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang lain, misalnya memaksimalkan penjualan, memaksimalkan pangsa pasar, mamaksimalkan tingkat pertumbuhan penjualan, dan memaksimalkan harga sahan perusahaan.

Pada level personal, manager menaruh perhatian terhadap pemaksimalan gaji dan tunjangan-tunjangan. Pemaksimalan seperti itu, kadang-kadang dihubungkan dalam maksimalisasi return on investment (ROI), return on equity (ROE), return on assets (ROA), atau return on net assets (RONA).

Dari perspektif managemen keuangan, ada dua tujuan yang saling tumpang tindih : profitabilitas dan viabilitas. Perusahaan ingin selalu mendapat laba dan melanjutkan usahanya. Mungkin dapat pula terjadi, perusahaan mendapatkan laba, tetapi tidak dapat melanjutkan usaha.

Profitability

Dalam memaksimalkan laba, selalu terjadi pilihan dengan risiko yang didapat. Semakin besar risiko yang akan terjadi, semakin besar return yang akan diperoleh. Misalnya jika kita diberikan dua proyek dengan risiko yang sama, kita akan selalu memilih untuk melaksanakan proyek yang akan memberikan return yang lebih besar. Lebih sering terjadi daripada tidak, bagaimanapun, situasi kita berputar-balik apakah return pada suatu investasi spesifik adalah cukup besar untuk membenarkan resiko yang dilibatkan.

Misal anda berinvestasi dalam obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Anda akan memperoleh laba atau return yang lebih rendah dibandingkan jika anda berinvestasi dalam obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan kemungkinan perusahaan penerbit obligasi memiliki kemampuan membayar pokok dan bunga obligasi yang lebih rendah dibandingkan dengan pemerintah, sehingga obligasi perusahaan memiliki risiko yang lebih besar.

Hal itu bukan berarti bahwa setiap orang akan memilih untuk menerima tingkat risiko yang sama. Beberapa orang akan menyimpan uangnya di bank, dan lainnya akan memilih saham yang paling spekulatif. Beberapa perusahaan, dibandingkan perusahaan yang lain, lebih ingin menerima tingkat risiko yang lebih tinggi dengan tujuan untuk mencapai laba potensial yang tinggi. Kuncinya adalah, dalam setiap keputusan bisnis, perusahaan selalu berhadapan dengan pilihan antara risiko vs return. Dalam keseluruhan buku ini, ketika keputusan-keputusan dipertimbangkan, pertanyaan yang akan muncul adalah “apakah tambahan laba lebih bernilai dibandingkan risiko?”

Viabilitas / Kelangsungan Hidup

Perusahaan-perusahaan tidak memiliki keinginan untuk bangkrut, sehingga tidak mengherankan kalau salah satu tujuan penting managemen keuangan adalah memastikan viabilitas keuangan.

Likuiditas secara sederhana merupakan pengukur jumlah sumber-sumber yang dimiliki perusahaan yang berupa kas atau yang sumber yang bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan. Secara umum jangka pendek berarti satu tahun atau kurang dari satu tahun. Jadi perusahaan dikatakan likuid jika memiliki sumber-sumber jangka pendek yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo.

Solvency (kemampuan melunasi hutang) memiliki konsep yang sama dengan perspektif jangka panjang. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Apakah perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan potensial kas yang cukup untuk tiga, lima atau sepuluh tahun yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan kas pada tahun yang bersangkutan? Perusahaan harus merencanakan tingkat kemampuan membayar yang cukup bagus di masa depan karena sejumlah kas yang berpotensi besar melibatkan waktu yang lama dalam perencanaan untuk menghasilkan. Akar dari krisis likuiditas yang menyebabkan perusahaan bangkrut kadang-kadang disebabkan oleh perencanaan solvensi jangka panjang yang kurang memadai di tahun-tahun awal.

komponen internal control


COSO (Committee of Sponsoring Organizations) menyatakan bahwa untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan, yaitu :

  1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
  2. Penilaian Risiko (risk assessment)
  3. Informasi dan Komunikasi (information and communication)
  4. Aktivitas Pengendalian (controlling activities)
  5. Pemantauan (monitoring)

1. Lingkungan Pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur.

Sejumlah faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Integritas dan nilai etika
  2. Komitmen terhadap kompetensi
  3. Dewan direksi dan komite audit
  4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
  5. Struktur organisasi
  6. Penetapan wewenang
  7. Tanggung jawab
  8. Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Penilaian risiko oleh manajemen harus mencakup pertimbangan khusus atau risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti :

  1. Perubahan dalam lingkungan operasi
  2. Personel baru
  3. Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
  4. Pertumbuhan yang cepat
  5. Teknologi baru
  6. Lini, produk, atau aktifitas baru
  7. Restrukturisasi perusahaan
  8. Operasi di luar negeri
  9. Pernyataan akuntansi

3. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mangklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas, dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Sedangkan komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan.

  1. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional.

Aktivitas pengendalian dapat dilakukan dalam berbagai cara, yaitu :

  1. Pemisahan tugas
  2. Pengendalian pemrosesan informasi :

- Pengendalian umum

- Pengendalian aplikasi

  1. Pengendalian fisik
  2. Review kinerja

2. Pemantauan

Pemantauan (monitoring) adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Mengenal Internal Auditing

Pengertian Internal Auditing

Is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their esponsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analysis, appraisals, recommendations, counsel, and information concerning the activities reviewed. The audit objective includes promoting effective control at reasonable cost. (IIA, before June 1999)

• Internal Audit adalah kegiatan independen dan obyektif dari assurance dan konsultasi, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

• Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

manajemen risiko, pengendalian dan proses pengelolaan.

(is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a sytematic disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance process).(IIA after June 1999)

pengenalan audit kinerja

I. Pengertian Audit Kinerja

Audit kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, dengan harapan dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.

II. Key Indocator performance

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang mengilustrasikan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator:

· masukan (Inputs),

· keluaran (Outputs),

· hasil (Outcomes),

· manfaat (Benefits) dan

· dampak (Impacts).

1. Indikator masukan (Inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.

2. Indikator keluaran (Outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau non fisik.

3. Indikator hasil (Outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

4. Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak (Impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan yang dicapai oleh setiap Unit Kerja.

III. Proses Pelaksanaan Audit Kinerja

Proses pelaksanaan audit kinerja terdiri dari:

1. Tahapan pengenalan dan perencanaan,

· Menentukan tujuan dan ruang lingkup audit

· Menentukan kriteria-kriteria

2. Tahapan pengauditan,

· Mengumpulkan bukti

· Mengevaluasi temuan

· Menarik Kesimpulan

3. Tahapan pelaporan

· Melaporkan hasil audit yang telah selesai dilaksanakan

4. Tahapan tindaklanjut

Jika tertarik dengan topik ini, mari kita diskusikan bersama!!!